October 15, 2009 | Author: frans
Walaupun saya dan istri sudah terpisah sekitar 1 tahun 8 bulan tapi saya tetap berpikir, jika mereka sudah di sini semua perlengkapan sudah siap. Setidaknya saya datang ke sini sebagai pembuka jalan untuk keluarga. Salah satunya adalah kerinduan saya untuk bisa memberikan mereka tempat tinggal yang layak untuk mereka dan saya yakin juga kerinduan sama bagi semua pria yang bertanggung jawab kepada keluarganya.

Awalnya saya tidak pernah membayangkan untuk memiliki tempat tinggal di Sydney yang konon katanya kota yang propertinya mendapat rangking no-5 termahal di dunia. Tapi kalo Tuhan buka jalan siapa yang bisa menutup.

Rumah Pemberian Tuhan


Karena krisis ekonomi yang mendunia, pemerintah Australia memberikan insentif bagi warganegara dan Permanent Resident yang berkeinginan membeli properti dengan sejumlah uang. Informasi ini bagi saya seperti ada angin segar, apalagi jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit jadi sekitar $14,000 untuk rumah lama dan $21,000 untuk properti baru.

Category: Confession  |  | 8 Comments
June 23, 2009 | Author: frans
null

PR (Permanent Residence) saya sudah expired 28 Mei 2009 yang lalu, untuk bisa dapetin RRV (Residence Return Visa) selama 5 tahun lagi butuh setidaknya 2 tahun tinggal di OZ (Aussie/Australia) dalam 5 tahun terakhir. Tapi ternyata ada exception yang sebelumnya saya tidak ketahui yaitu jika kita sudah kerja tetap dan kita punya alasan yang kuat kenapa dalam 5 tahun terakhir kita gak bisa tinggal di OZ dalam 2 tahun maka kita bisa dapet 5 tahun RRV. Kalau belum dapat kerja tetap dan gak bisa kasih alasan yang kuat kenapa dalam 5 tahun itu tidak bisa tinggal di OZ selama 2 tahun maka kita cuma bisa dapat RRV selama 3 bulan saja. Detailnya bisa liat di sini dan atau bisa di-download versi PDFnya di sini.
Tapi ada satu hal yang bener-bener luck buat saya adalah saya ketemu dengan Imigration Officer yang gak rese.

Category: Confession  | 
February 08, 2008 | Author: frans
Ya... mungkin inilah yang bisa saya katakan saat ini. Mimpi untuk berada di Sydney-pun merupakan mimpi yang sudah sekitar 10 tahun yang lalu yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan seperti apa. Terlebih saat Tuhan memberikan saya pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi saya.

Jika saya bayangkan tahun 2005 merupakan tahun tragedi buat saya, dimana saya hampir hilang harapan. Saat 80-90 persen uang tabungan yang sudah saya sisihkan rupiah demi rupiah selama bertahun-tahun hilang begitu saja di Future Market index komoditi. Belum lagi overloss yang harus saya bayar saat itu. Hanya tersisa uang 2 juta rupiah, manakah mungkin untuk bisa pergi ke Sydney. Belum lagi untuk biaya persiapan persalinan yang harus dipersiapkan untuk istri saya saat itu, karena kantor saat itu tidak lagi memberikan tunjangan persalinan kepada istri karyawannya walaupun itu jelas menjadi syarat bagi setiap perusahaan di Indonesia. Seakan-akan saat itu saya benar-benar mau pecah kepala rasanya jika memikirkannya.

Category: Confession  |  | 17 Comments