February 08, 2008 | Author: frans
Ya... mungkin inilah yang bisa saya katakan saat ini. Mimpi untuk berada di Sydney-pun merupakan mimpi yang sudah sekitar 10 tahun yang lalu yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan seperti apa. Terlebih saat Tuhan memberikan saya pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi saya.
Jika saya bayangkan tahun 2005 merupakan tahun tragedi buat saya, dimana saya hampir hilang harapan. Saat 80-90 persen uang tabungan yang sudah saya sisihkan rupiah demi rupiah selama bertahun-tahun hilang begitu saja di Future Market index komoditi. Belum lagi overloss yang harus saya bayar saat itu. Hanya tersisa uang 2 juta rupiah, manakah mungkin untuk bisa pergi ke Sydney. Belum lagi untuk biaya persiapan persalinan yang harus dipersiapkan untuk istri saya saat itu, karena kantor saat itu tidak lagi memberikan tunjangan persalinan kepada istri karyawannya walaupun itu jelas menjadi syarat bagi setiap perusahaan di Indonesia. Seakan-akan saat itu saya benar-benar mau pecah kepala rasanya jika memikirkannya.
Jika saya bayangkan tahun 2005 merupakan tahun tragedi buat saya, dimana saya hampir hilang harapan. Saat 80-90 persen uang tabungan yang sudah saya sisihkan rupiah demi rupiah selama bertahun-tahun hilang begitu saja di Future Market index komoditi. Belum lagi overloss yang harus saya bayar saat itu. Hanya tersisa uang 2 juta rupiah, manakah mungkin untuk bisa pergi ke Sydney. Belum lagi untuk biaya persiapan persalinan yang harus dipersiapkan untuk istri saya saat itu, karena kantor saat itu tidak lagi memberikan tunjangan persalinan kepada istri karyawannya walaupun itu jelas menjadi syarat bagi setiap perusahaan di Indonesia. Seakan-akan saat itu saya benar-benar mau pecah kepala rasanya jika memikirkannya.
Category:
Confession
| | 17 Comments