dr. Andrew Setiawan SPOG |
Di saat awal kehamilan istri saya, saya sempat bingung mencari dokter kandungan untuk istri saya. Soalnya banyak yang saya dengar saat ini banyak dokter-dokter pintar yang tidak punya hati nurani. Sudah menjadi cerita umum bahwa di saat sekarang ini banyak dokter-dokter kandungan yang lebih cendrung untuk melakukan cessar ketimbang kelahiran normal. Karena selain cepat dan tentu saja lebih mahal dan yang pasti secara langsung bisa meningkatkan pendapatan yang significant dari sisi si dokter.
Tadinya sih saya sempat mau ke dr.Eddy Katimansah, dokter kandungan yang dulu sempet membantu kelahiran saya, tapi pikir punya pikir kita mau mencoba dokter yang lebih muda yang energik sajalah. Tidak kebayang kalau persalinan yang dilakukan oleh dokter yang berumur diatas 60 tahunan. Bukan saya meragukan keseniorannya, tapi yang namanya persalinan khan dibutuhkan kesehatan yang prima dari dokternya. Mana tahu seperti teman saya yang memilih dokter senior, tapi ternyata pas hari H dokter itu malah sakit.
Mungkin ada dari rekan-rekan yang bertanya, mengapa saya akhirnya menjatuhkan pilihan pada dokter Andrew ini. Padahal memang awalnya saya tidak mengenal siapa sich dokter Andrew ini. Tahu orangnya saja tidak apa lagi tampangnya.
Tapi berhubung ada 3 orang teman yang telah menggunakan jasa beliau dan sejauh ini mereka semua baik-baik saja. Namun referensi dari 3 orang teman saya rasa masih kurang, iseng-iseng saya coba Googling di internet. Tidak disangka ternyata image dokter ini cukup baik.
Berikut adalah link yang saya dapatkan tentang dokter ini:
- Forum Weddingku.com
- Ibuhamil.com
Berkat informasi-informasi itu, akhirnya saya memutuskan untuk mencoba ke dr Andrew. Tadinya istri saya maunya ke dokter wanita karena agak risih diperiksa dokter cowok. Tapi akhirnya setelah saya meyakinkan istri saya untuk periksa ke dr. Andrew dulu, kalo gak sreg khan bisa pindah ke dokter lain bulan depannya.
Awalnya kita berdua berpikir kalau dokter yang bernama Andrew ini penampilannya seperti dokter-dokter lainnya gak terlalu tinggi, putih dan berkacamata. Tapi nyatanya pas ketemu bueda banget. Ternyata orangnya lumayan tinggi besar, masih berkacamata dan juga plus kumis :). Tapi satu hal yang menyolok adalah dengan perawakan yang seperti itu ternyata dr. Andrew ini cukup ramah, informatif dan humble.
Selain dari faktor dokternya, ada hal-hal lain yang menjadi point tambahan untuk memilih dokter ini sebagai dokter yang kelak akan membantu persalinan istri saya, yaitu:
- Lokasi
Tentu saja bagi saya lokasi sangat penting, sebagus apapun dokter tersebut tapi kalau tempat prakteknya jauh wah bisa repot. Bisa jadi belum sampai ke rumah sakit uda keburu "brojol" di jalan
- Waktu Praktek
Bagi saya pribadi, praktek dokter terlebih jika prakteknya di tempat nanti persalinan itu sangat penting. Soalnya bukan tidak mungkin dokter tersebut praktek di tempat yang jauh dari tempat persalinan. Lagipula informasi yang saya dapat dokter ini praktek 5 hari dalam seminggu di Hermina Sunter, tempat persalinan yang kelak akan kami pilih nanti.
Saya sih berharap istri saya bisa melahirkan normal sempurna tanpa pisau operasi, apalagi saat ini kantor tidak lagi menanggung biaya persalinan untuk istri.
June 10, 2007 - 21:31:37
Hai..maap kalo saya tiba-tiba nimbrung.
Saya sedang searching nama dokter Eddy Katimansah, karena mungkin ada yang bernasib seperti teman dekat ibu saya dan juga untuk menyampaikan informasi ini supaya semua nya aware (khususnya wanita) agar tidak bernasib serupa.
10 tahun yll, teman dekat ibu saya (katakanlah namanya Shinta) berobat ke dokter Katimansah karena vagina yang turun dan mengganggu sekali (turun berok). Diagnosa dokter katimansah ini adalah rahim diikat ke atas dan dioperasi di RS Budi Kemuliaan. Belakangan ini ibu Shinta mengalami hal serupa seperti 10 tahun yll, dan mendatangi dokter kandungan lain di RS Yadika. Dokter tsb (katakanlah dokter Yanto) mengatakan rahimnya sudah tidak ada, dan gejala ibu Shinta tersebut seharusnya tidak ada hubungannya dengan rahim, melainkan saluran kencing. Waktu dokter katimansah didatangi lagi oleh ibu Shinta dan anaknya, dokter tersebut keceplosan ngomong kalau rahimnya kan sudah diangkat.
Waktu diminta rekam mediknya, dokter tersebut mengatakan tidak ada karena sudah 10 tahun yang lalu.
Bukankah seharusnya pengangkatan rahim tersebut harus dikabarkan dahulu ke si pasien?? Kalau tiba-tiba diangkat seperti itu bukankah artinya dokter tersebut melakukan tindakan malpraktek?? Saya sebagai teman dekat dari keluarga ibu Shinta tersebut amat sangat turut prihatin dan shock mendengarnya. Ini seperti pemerkosaan dan pencurian selayaknya organ-organ orang diambil tanpa sepengetahuan pemiliknya.
Mohon rekan-rekan khususnya wanita berhati-hati jika akan operasi bagian rahim terutama kalau dokternya adalah dokter Katimansah karena hal ini tidak hanya terjadi pada ibu Shinta saja tetapi terjadi juga pada teman kerja saya meskipun dokternya bukan dokter Katimansah(pernah juga ada kejadian di MMC)