May 07, 2006 | Author: frans
Planing berubah
Kondisi Alui belum membaik 100%, rencana kami hari itu ke Ubud akhirnya kami batalkan. Kami extend 1 hari lagi di Bali Sorgawi Hotel. Hari itu kami beristirahat lebih lama.

Sekitar jam 11 siang kami keluar berjalan kaki di sepanjang jalan Legian untuk mencari warung makan yang agak murah, itung-itung menutup budget kami yang bolong kemarin.




Dalam perjalanan kami mampir ke ATM Lippo untuk menambah persediaan cash. Ternyata uang yang ada di dalam ATM tidak sebaik ATM di Jakarta kualitas uangnya. Uang di sana agak-agak tua dan lusuh. Akhir kata kami menemukan warung ibu di sekitar jalan Pantai Kuta.

Makan nasi campur ala Bali yang isinya Telor 1/2, daging ayam, daging babi, daging ikan dan udang goreng 2 buah dengan harga Rp.6.000 seporsi kemudian minum temulawak bersoda yang baru kali ini saya temukan di Bali seharga Rp.2.000. Wah kita puas nich...apalagi nambah nasi di sini gratis..... :)

Setelah itu kita berjalan perlahan-lahan pulang sekalian mencari uang 10 USD untuk tambahan pembayaran hotel di Lovina. Ternyata tidak gampang kita mendapatkan uang dollar di sana. Banyak yang menawarkan penukaran uang di sepanjang jalan Legian tapi mereka lebih banyak membeli ketimbang menjual mata uang asing. Begitupula kebanyakan bank di sana juga begitu. Akhirnya kami mendapatkan penggantian di Panin Bank dengan Rate Rp.9.040. Sekalian kami juga menganti uang kecil di sana, karena uang di ATM adalah pecahan Rp.50.000, jadi kami agak repot kalau untuk membeli sesuatu. Di luar dugaan pelayanan di bank ini cukup baik dan bersahabat, walaupun kami berdua bukan nasabahnya tapi mereka mau melayani kami. Padahal kalau di Jakarta menukar uang kecil untuk yang bukan nasabah belum tentu dilayani. Setelah itu kita kembali ke hotel dan tidur siang

Main-main di pantai Kuta
Sekitar jam 15:30 kami bangun dan siap-siap ke Pantai Kuta yang terkenal itu, kita berjalan kaki lewat jalan Melasti. Ternyata jalan ini cukup sepi, tapi cuaca sore yang tidak terlalu panas menunjang perjalanan kami. Sambil melakukan foto-foto di sana, ternyata view pantai Kuta cukup bagus, meskipun matahari di Kuta sangat menyengat dan sampah-sampah di pantai Kuta tidak bisa dibilang sedikit tapi pemandangannya cukup bagus.


[Klik untuk memperbesar]
Pemandangan di pantai Kuta


Beberapa wisatawan mancanegara masih ada walaupun kata orang-orang sana tidak sebanyak waktu sebelum bom Bali ke 2. Wanita bule yang berjemur tanpa bra-pun masih bisa kita jumpai di sini. Menuju ke selatan, lebih banyak lagi kita temui orang-orang pengunjung pantai Kuta ini ketimbang di utara. Di sana makin banyak orang berjualan makanan dari rujak buah sampai dengan bakso jawa. Karena ingin mencobanya, akhirnya kita mencoba dengan memakan 2 porsi bakso Jawa seharga @Rp.5.000,- Ternyata tidak beda jauh, bedanya kalau kita mau, si tukang bisa menambahkan lontong ke dalam campuran baksonya.

Cari mobil untuk ke Lovina
Sepulang dari pantai kuta, kita menyelusuri jalan Pantai Kuta. Ketika ada tempat yang menawarkan penyewaaan mobil, kita mencoba bertanya harga yang akan dikenakan untuk perjalanan ke Lovina (one-way). Ada yang memberikan harga 270rb dengan Katana, lalu ada yang memberikan harga 260rb dengan Mitshubisi C-700 akhirnya kita berani membayar 300rb dengan kijang kapsul dan drivernya orang Bali asli.

Dinner Rp.5000/Porsi
Dalam perjalanan pulang kami menemukan sebuah warung yang terletak di dalam sebuah tempat parkir yang berbatu krikil di jalan Legian. Di sana ada terjual soto ceker ayam. Harganya hanya Rp.5.000/porsi berikut nasi. Hemmm rasanya cukup enak, cekernya gak alot. Penjualnya ternyata orang jawa yang sudah tinggal 15 tahun di Bali, sampai-sampai logat Jawanya sudah tidak kentara lagi karena lebih cendrung terbawa logat Bali ketimbang logat Jawa.

Sekitar pukul 20 lewat kami pulang lalu istirahat lebih awal untuk mempersiapkan fisik esok hari ke Lovina.

Comments

No comments yet. You can be the first!

Leave comment

This item is closed, it's not possible to add new comments to it or to vote on it
« Prev itemNext item »