February 15, 2008 | Author: frans
Tidak terasa sudah satu minggu saya bekerja di Sydney. Lingkungan bekerja di tempat saya ini memang benar-benar unik. Seperti yang saya ceritakan pada tulisan saya terdahulu bahwa Sydney memang merupakan kota multi-etnik, hal yang sama juga terjadi tempat di perusahaan saya ini bekerja.

Perusahaan tempat saya bekerja ini hanya terdiri dari 5 orang termasuk saya, sedangkan seorang lagi katanya sedang mudik mau menikah. Yang bekerja di sini ada yang dari Inggris, Australia, Israel, India dan saya dari Indonesia. Sang bos ini berasal dari Inggris dan PMnya berasal dari Australia, sedangkan sisanya adalah developer yang kadang juga merangkap jadi konsultan tehnik (Technical Consultant). Sangat menarik berada di lingkungan seperti ini.

Satu hal yang saya pelajari di perusahaan ini, mungkin juga perusahaan Australia yang lain adalah dimana atasan sangat terbuka untuk menerima kritik apapun, baik itu yang berhubungan dengan pekerjaan maupun bukan. Sangat berbeda dengan kepemimpinan rata-rata di Indonesia yang cendrung bossy dengan perintah satu arah, dimana sangat tabu di Indonesia jika bawahan mengkritik atasan. Jangankan mengkritik masalah pribadi, mengkritik masalah pekerjaanpun akan menjadi tabu. Terlebih lagi jika mengkritik secara terbuka di depan pekerja-pekerja lain. Buntutnya malah kita sebagai pekerja bisa dipecat dengan alasan yang dibuat-buat.

Justru kepemimpinan seperti inilah yang cendrung tidak membuat jurang antara atasan dan bawahan yang justru lebih banyak terjadi di Indonesia. Bahkan saya sempat kaget waktu mendengar orang india mengkritik atasan dengan agak kasar menurut saya, tapi atasan tidak marah. Intinya No hard felling bahasa kerennya gitu. Sepanjang kritikan itu benar dan masuk diakal. Satu pernyataan yang sangat jarang mungkin hampir tidak pernah terjadi di Indonesia adalah saat bos berkata "I am wrong, You are right. Let's choose your way".
Begitu dengan atasan, begitu pula dengan sesama pekerja lainnya. Kalau kita dikit-dikit dibawa perasaaan kayanya kurang cocok kalau kita bekerja di lingkungan seperti ini.

Untuk pekerjaannya sendiri menurut saya sejauh ini masih under control. Dimana time frame pekerjaan benar-benar didiskusikan secara pribadi antara PM (Project Manager) dengan developer. Jadi di sini bekerja benar-benar enjoy, tidak seperti project-project di Indonesia yang umumnya PM memberikan time frame secara mutlak yang harus dikerjakan developer. Parahnya lagi kalo PMnya kurang mengerti technical, yang sering terjadi adalah developer kerja rodi setiap hari karena kesalahan pembuatan time frame. Yang lebih gila lagi seperti saya bekerja di perusahaan IT terdahulu adalah time frame dibuat oleh pre-sales tanpa tahu siapa yang mengerjakan tanpa ada diskusi dengan PM dan juga tanpa tahu siapa yang mengerjakan. Semuanya dilakukan hanya untuk mengejar tender. Buntutnya adalah project terlambat, bayar pinalty dan yang pasti karyawan kecewa karena sudah kerja rodi, bonus kecil belum lagi rasa benci developer kepada PM dan perusahaan karena terlalu push. Belum lagi kalau para developer yang "bedol desa". Makin rusak saja projectnya khan. Jadi kesannya kerja jadi beban bukan yang bisa dinikmati.

Jam kerja di sini juga boleh dibilang tenggo, masuk jam 8:30 pulang 17:00. Malah buat saya jadi terlalu singkat :). Maklum biasa kalo kerja di Jakarta bisa pulang sampe rata-rata jam 6-7 malam kadang lebih :p. Bahkan yang pegang kuncipun datang sekitar 8:15 dan belum jam 17:30 sudah siap-siap pulang.

Dalam satu minggu terakhir ini saya punya kebiasaan baru di pagi hari, yaitu mengejar kereta :). Kereta di Sydney ini benar-benar On time. Salut saya sama management perkereta-apian di sini. Biasa saya naik kereta jam 07:59 kalau sampai terlambat ya saya naik kereta yang jam 08:10 kalau terlambat lagi ya naik yang jam 08:28. Boleh dibilang tempat tinggal jarak tempat tinggal saya di Marrickville ini sekitar 6-7 Km jalur kereta api ditempuh dalam waktu 16 menit. Cukup cepat menurut saya, tapi ntah kenapa masih ada orang-orang disini masih ada yang mengeluh lambat.

Ya begitulah apa yang saya rasakan selama satu minggu ini.

Keterangan istilah:
- Developer: IT Developer = programmer
- "Bedol Desa": Suatu saat dimana para developer berhenti secara masal dalam selisih waktu yang tidak lama, bahkan ada beberapa kasus yang resign tanpa pemberitahuan, menghilang tanpa jejak.
- tenggo: Saat jam kerja berakhir (Teng), Pulanglah semua (Go)

Category: General

Comments

  1. seo services 
    October 08, 2011 - 03:58:11

    Thanks for the post, by the way, I found your post from Google's and so gladden even the first time out on your blog!


Leave comment

This item is closed, it's not possible to add new comments to it or to vote on it
« Prev itemNext item »