Waktu sabtu yang lalu saya sempat jalan-jalan keliling kota sendirian. Di saat saya berjalan saya melihat ada promosi dari salah satu pusat perbelanjaan di sini. Ya seperti di beberapa Mal di Jakarta-lah, kalau belanja sekian dapat kupon trus ntar diundi dapat mobil dan sebagainya. Sampai di sini sich biasa aja gak ada yang luar biasa.

Belum genap 2 bulan saya ada di Sydney ini, tapi sudah makan korban 2 buah sepatu yang baru saja dibeli di Jakarta. Kasusnya baru ketauan waktu minggu kemarin ini waktu mau ke Gereja. Pas turun koq kaki sebelah kanan agak adem-adem trus pas nekuknya kurang enak. Ech pas diliat taunya dah ada segaris pecah. Mungkin sepatu-sepatu di Jakarta tidak didesign untuk jalan jauh kali ya.

Perlu diketahui, jarang ada orang-orang di Sydney yang berbetis langsing. Karena di sini kemana-mana lebih banyak jalan. Walaupun memang ada transportasi publik seperti bis dan kereta tapi tetap saja jalan menjadi mayoritas kebiasaan orang di sini.

"...aku panggil 'kang becak

kereta tak berkuda

becak.... becak...

coba bawa saya......"


Pernah mendengar lirik lagu diatas?. Ya, itu adalah lagu "Tukang Becak". Mungkin ada diantara kalian bingung dengan judul tulisan saya kali ini. Apa sich maksudnya? Apakah saya lagi melo dengan yang namanya becak yang konon jumlahnya sudah sangat terbatas di Jakarta?